Review Ayam Buah Keluak, Makanan Peranakan Melayu Cina

Review Ayam Buah Keluak, Makanan Peranakan Melayu Cina

Berikut ini review Ayam Buah Keluak yang sudah dirangkum oleh dapurmelayu.id. Ayam Buah Keluak adalah salah satu hidangan khas Peranakan atau Nyonya yang mencerminkan perpaduan budaya Tionghoa dan Melayu. Hidangan ini terkenal di Malaysia dan Singapura, terutama di komunitas Peranakan yang menjaga resep tradisionalnya secara turun-temurun. Cita rasanya unik dan mungkin terasa asing bagi yang baru pertama kali mencoba, namun justru di sanalah letak daya tariknya.

Bahan dan Proses Memasak

Bintang utama dari hidangan ini adalah buah keluak (Pangium edule), biji dari pohon yang mengandung racun alami dan harus melalui proses perendaman dan fermentasi selama berhari-hari agar aman dikonsumsi. Setelah dibersihkan, isi buah keluak biasanya diambil, dicampur dengan daging cincang, rempah-rempah, lalu dimasukkan kembali ke dalam cangkangnya sebelum dimasak bersama ayam dalam kuah rempah yang kaya.

Kuahnya sendiri berwarna gelap, pekat dan kaya rasa. Terbuat dari campuran bawang merah, bawang putih, lengkuas, kunyit, serai, cabai, dan asam jawa, lalu dimasak lama hingga bumbu meresap ke dalam ayam. Proses masak yang lama menjadikan daging ayam empuk dan penuh dengan rasa rempah.

Cita Rasa

Cita rasa Ayam Buah Keluak sangat khas dan dalam campuran asin, asam, pahit, dan gurih berpadu dalam harmoni yang kompleks. Buah keluaknya memberikan rasa yang mirip seperti cokelat hitam yang pahit dengan sentuhan fermentasi. Rasa ini menjadi penentu utama apakah seseorang akan menyukainya atau tidak. Namun bagi pencinta kuliner eksotis dan berani mencoba, ini adalah hidangan yang sangat menggugah selera.

Penyajian dan Pendamping

Biasanya Ayam Buah Keluak disajikan bersama nasi putih panas agar kuah rempahnya bisa dinikmati secara maksimal. Beberapa restoran Peranakan menyajikannya dengan acar segar sebagai penyeimbang rasa berat dan pekat dari buah keluak.

Kesimpulan

Ayam Buah Keluak adalah contoh nyata bagaimana kuliner bisa menjadi jembatan budaya. Rasa dan teknik memasaknya menunjukkan kedalaman warisan Peranakan yang kaya dan rumit. Bagi yang terbuka mencoba rasa yang tidak biasa, hidangan ini bisa menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Namun, bagi yang lebih menyukai cita rasa ringan dan umum, mungkin butuh waktu untuk menghargai keunikan rasa keluak yang kuat dan berbeda dari hidangan ayam lainnya.